Rabu, 09 Mei 2012

Peluncuran Buku Puisi Susy Ayu: Kata-kata yang Menciptakan Dunia Sendiri

JAKARTA, KOMPAS.com--Kekuatan Susy Ayu terletak pada daya serapnya terhadap ilmu pengetahuan dan penghayatannya pada kehidupan. Demikian pendapat sastrawan Eka Budianta tentang buku kumpulan puisi tunggal Susy Ayu yang berjudul “Rahim Kata-Kata” yang diluncurkan di PDS HB Jassin, Sabtu 19 Juni lalu.

Dalam makalah setebal 10 halaman, yang berjudul “Puisi Sosiokultural Susy Ayu”, Eka menunjuk puisi-puisi Susy yang mengajak pembaca berkenalan dengan Putri Pembayun, Dewi Drupadi, Maria Magdalena, Hercules, Old Shuterhand, dan seterusnya. “Susy Ayu sangat ahli membuka dialog melalui celah-celah referensi seperti itu,” ujarnya. Sementara dalam puisi Rengganis yang tak dimuat dalam buku ini Eka tak kurang-kurang memuji, alangkah kaya dan luasnya pemandangan yang dapat diungkap hanya melalui sebaris atau dua baris puisi Susy Ayu. “Dengan puisi ia telah membuktikan bahwa kata-kata dapat menciptakan jagad tersendiri untuk berbagi,” tambahnya. Susy dengan bakat dan intelektualitasnya telah membagikan berbagai aspirasi melalui puisinya.

Susy Ayu adalah salah seorang penyair yang sebelumnya banyak menulis melalui Fecabook. Sebelumnya, karya-karyanya dimuat dalam antologi puisi 10 penyair Facebook “Merah Yang Merah”, dan “Perempuan dalam Sajak”. Buku “Rahim Kata-Kata” adalah buku kumpulan puisi tunggalnya yang pertama. Buku setebal 52 halaan itu, dieditori oleh Kurniawan Junaedhie, dan diberi endorsement oleh Maman S Mahayana, Acep Zamzam Noor dan Kurnia Effendi.

Acara peluncuran dan diskusi buku kumpulan puisi itu sendiri, dihadiri para penyair dan seniman dari berbagai angkatan seperti Adri Darmadji Woko, Dharmadi, Remmy Novaris DM, Kurnia Effendi, Ana Mustamin dll. Acara itu digelar di PDS HB Jassin, TIM, Sabru 19 Juni 2010. Tampil membacakan puisi antara lain penyair Kurniawan Junaedhie, Shinta Miranda, Nona Muchtar dan lain-lain.

Saat ini penyair perempuan sangat sedikit, sehingga pesaing Susy untuk menjadi penyair perempuan andal terbuka lebar, demikian Eka.***(Ist)

Jodhi Yudono | Senin, 21 Juni 2010
http://oase.kompas.com/read/2010/06/21/02041265/Kata.kata.yang.Menciptakan.Dunia.Sendiri

-------------------------------

#RAHIM KATA-KATA, kump. puisi Susy Ayu. Sebuah bentuk rasa syukur atas jejak usia 38 thn, tgl 14 Juni 2010.58 hal + viii. ISBN: 978-602-96333-7-5. Editor: Kurniawan Junaedhie. Endorser: Maman S Mahayana, Acep Zamzam Noer & Kurnia Effendi.#


Membaca puisi-puisi Susy Ayu, saya seperti berhadapan dengan “aku lirik” yang dibetot dua kekuatan: bukan sebagai paradoks, bukan juga sebagai kontradiksi. Di satu sisi, ada hasrat untuk mengungkapkan banyak hal: tentang sejarah masa lalu, mitologi atau jiwa yang menyatu dan terbelah. Di sisi yang lain, ada sebagian yang ingin tetap disembunyikan; rahasia yang sengaja dinikmati. Tema-tema ambivalensi seperti hendak menyergap kita. Maka, di sana-sini–dalam antologi ini–ada main-main yang serius; ada kenakalan dalam kesantunan; ada perlawanan yang tersimpan dalam kesetiaan. Nah!
(Maman S Mahayana, Pengajar Tamu Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea)

Dalam berpuisi Susy Ayu nampaknya bukan sekedar merangkai kata, namun ada kesadaran untuk selalu memberinya muatan makna. Maka lewat puisi-puisi yang ditulisnya kita akan menemukan banyak pernyataan dan gugatan yang mempersoalkan eksistensi perempuan dalam kaitannya dengan gender. Bahkan pada sejumlah puisi terbaiknya, pernyataan dan gugatan tersebut terasa begitu keras dan lantang. Hanya saja Susy Ayu berhasil membungkusnya dengan bahasa simbolis yang indah dan merdu. Bahasa yang khas puisi.
(Acep Zamzam Noor, Penyair)

Susy Ayu telah sampai pada persimpangan dalam mengolah materi, antara yang terdorong oleh imajinasi impulsif dan yang dituang dari pengendapan pembacaan. Keindahan berikutnya adalah keberaniannya memberi warna sensual, sehingga sejumlah puisinya seperti memiliki kerling yang menggoda.
(Kurnia Effendi, penulis memoar Hee Ah Lee, “The Four Fingered Pianist”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar