Senin, 07 Mei 2012

Opera Semalam 2

kita duduk berdua di depan televisi “Kita sudah kebingungan. Kita panggil para ahli dari luar negeri dan bersikap seakan formulasinya adalah obat paling mujarab untuk segala penyakit. Kita berkerumun seperti nonton tukang obat di pasar. Anda ngerti tho maksud saya?”

kita duduk berdua di depan televisi, mengganti saluran lain “negeri ini penuh krisis, tidak semata-mata krisis politik, melainkan krisis multidimensi. Rakyat sudah tidak percaya lagi pada kepemimpinan yang ada“

kita duduk berdua di depan televisi, menekan saluran lain “Indonesia mmng sedang membususk. Mental kita belum mampu berdemokrasi. Amerika melewati tahap anarkis sebelum akhirnya membentuk masyarakat sipil mereka. Perbudakan, perang saudara, wildwest.”

kita berdua masih duduk di depan televisi, mematikannya bapakku terbunuh di atas sajadah ayahmu meninggal kena ledakan bom gereja haruskah ada seseorang yang mati lebih dulu untuk memberikan alasan atas cita-cita kemanusiaan?

Tuhan, Kau ada di saluran berapa?

Oktober 2011


(dimuat dalam buku antologi puisi "Hati Perempuan" 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar